Rabu, 16 September 2020

ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

 

Tujuan Praktikum

Mengidentifikasi jenis karbohidrat dalam sampel secara kualitatif

Landasan Teori

Analisis kualitatif karbohidrat merupakan senyawa metabolit primer selain protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai tenaga dan penghasil panas tubuh. Adanya karbohidrat dapat di identifikasi dengan menggunakan berbagai macam metode. Beberapa metode analisis kualitatif karbohidrat,

1.      Uji Molish

Uji Molish merupakan uji yang paling umum untuk karbohidrat. Uji molish sangat efektif untuk senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furtural yang tersubstitusi seperti hidroksimetilfurtural.

Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furtural atau derivatnya dengan alfa-naftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah ungu.

Thymol dapat digunakan sebagai pengganti alfa- naftol, ia juga lebih stabil dibandingkan alfa-naftol dan pada penyimpanan yang lama tidak berubah warna.

2.      Uji Benedict

Uji Benedict dan Uji Barfoed merupakan reduksi Cu2+ menjadi Cu+

Pada proses reduksi kupri dalam suasana alkalis ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat pada larutan benedict atau tartrat pada larutan fehling hal in dilakukan untuk mencegah pengendapan CUCO3 dalam larutan Natrium Karbonat pada benedict.

Pada Fehling untuk mencegah pengendapan CU(OH)2 atau CuO dalam larutan Hidroksida.

 

Alat dan Bahan

a.       Alat

Tabung reaksi  + rak

Pipet tetes

Gelas Kimia 100 ml dan 400 ml

Gelas ukur 25 ml

Corong panjang

Kaca arloji

Botol semprot

Tiang penyaring

Kaki tiga

Batang Pengaduk

b.      Bahan

Sampel karbohidrat

Standar karbohidrat (larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum)

Pereaksi :

Molish (a-naftol- dan H2So4

Fehling (CuSo4 dalam basa)

Sellwanof (Resorcinol dalam HCl)

Barfoed

Fenil Hidrizina

Benedict

Hcl Pekat

Na2Co3

 

Cara Kerja

a.      Uji Molish

Uji Molish didasarkan pada pembentukan senyawa berwarna ungu antara furtural hasil hidrolisa monosakarida dengan larutan  a-naftol dan H2So4

Sediakan  3-4 tabung reaksi, tuangkan masing – masing 2 ml larutan karbohirat ke dalam tabung reaksi , tambahkan 8 ml larutan a- naftol, lalu kocok.

Tambahkan H2So4 pekat (lewat dinding) perhatikan perubahan warna yang ditimbulkan

b.      Uji Fehling

Uji Fehling didasarkan pada reaksi Cu2+ oleh gula pereduksi dalam suasana basa menghasilkan endapan merah.

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan kedalam tabung reaksi masing- masing 5 ml larutan karbohidrat, beri tanda.

Mencampurkan larutan fehling A+ larutan B pada tempat lain

Isi masing – masing tabung reaksi berisi larutan karbohidrat dengan 2 ml campuran larutan fehling

Masukkan semua tabung ke dalam penangas air secara serentak

Catat waktu saat dimasukkan ke dalam penangas hingga terbentuknya endapan berwarna merah

c.       Uji Selliwanof

Uji Selliwanof didasarkan pada ketosa dengan HCl pekat akan membentuk hidroksi metil furtural yang jika direaksikan dengan resorsinal akan membentuk senyawa berwarna merah)

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan kedalam tabung reaksi masing – masing 1 ml larutan karbohidrat

Tambahkan masing – masing 2 ml pereaksi selliwanof, panaskan pada api langsung

Terbentuknya warna merah cherry menunjukan adanya fruktosa dalam sampel

d.      Uji Barfoed

Uji Barfoed didasarkan pada reaksi Cu2+ oleh gula pereduksi dalam suasana asam menghasilkan endapan berwarna merah bata.

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, Tuangkan masing – masing 3 ml larutan karbohidrat ke dalam tabung reaksi

Tambahkan masing- masing 3 ml pereaksi barfoed

Masukkan tabung reaksi secara bersamaan ke dalam penangas air

Catat waktu masing – masing tabung hingga terbentuknya endapan

e.       Uji Fenil Hidrazin

Uji Fenil Hidrazin didasarkan pada karbohidrat bereaksi dengan tiga molekul fenilhidrazin dan membentuk Kristal yang berwarna kuning/ kemerah - merahan.

Sediakan  3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan ke dalam tabung reaksi masing – masing 5 ml  larutan karbohidrat

Masukkan tabung reaksi secara bersamaan ke dalam penangas air sampai terbentuk endapan.

Biarkan mengendap dan cairan diatasnya dibuang

Ambil sedikit endapan dan letakkan diatas kaca obyek 

Amati di bwah mikroskop

f.       Uji Hidrolisis Sukrosa

Uji Hidrolisis Sukrosa didasarkan pada hidrolisa disakarida dalam suasana asam menghasilkan monosakarida.

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan masing-masing 10 ml larutan karbohidrat ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 2 tetes HCl pekat

Didihkan dalam penangas air selama kurang lebih 45 menit

Netralkan dengan larutan NaCo3 dan uji dengan kertas lakmus

Tunggu hingga terbentuk endapan

g.      Uji Benedict

Uji Benedict didasarkan pada reaksi reduksi Cu2+ oleh gula pereduksi dalam suasana basa menghasilkan endapan berwarna merah bata

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan ke dalam tabung reaksi masing – masing 2 ml larutan karbohidrat

Tambahkan masing – masing 5 ml pereaksi benedict

Masukkan tabung reaksi secara bersamaan ke dalam penangas air

Catat waktu masing – masing tabung hingga tabung reaksi hingga terbentuknya endapan

Pembahasan

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa – senyawa ini bila dihidrasi. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

Dalam praktikum kami Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan tujuan mengidentifikasi adanya karbohidrat dengan menggunakan metode uji molisch, uji fehling, uji selliwanof, uji barfoed dan uji iodin.

Sampel yang dimungkinkan dalam sampel karbohidrat adalah mengandung sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa, dan amilum.

Metode molisch bertujuan untuk mengetahui adanya gugus karbohidrat sehingga memberikan hasil positif untuk semua jenis karbohidart baik mono- ,di-, dan polisakarida.

Pada praktikum yang kami lakukan memberikan hasil postif terhadap iji molisch yaitu dengan terbentuknya cincin yang berwarna merah ungu.

Menggunakan metode fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid, pada prinsipnya pereaksi fehling (Fehling A (CuSO4) + Fehling B (campuran NaOH dan natrium tartrat) merupakan oksidator lemah (pereaksi anorganik)yang positif ketika menghaslkan warna merah bata setelah dlakukan proses pemanasan ketika bereaksi dengan aldehid atau gula pereduksi.

Pemansan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehid pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat.

Hal yang menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata karena berasal dari fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O).

Pada praktikum yang kami lakukan pada uji fehling pada sampel A(-), sampel B (+), sampel C (+), D (+), E (-).

Uji selliwanof merupakan uji yang spesifik terhadap ketosa. Reaksi selliwanof disebabkan perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furtura, selanjutnya kondensasi hiroksimetil furtural dengan resorsinal menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah. Sukrosa yang mudah  dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa, memberi reaksi positif dengan uji selliwanof.

Pada pendidihan lebih lanjut, aldosa- aldosa memberikan warna merah dengan reagen selliwanof karena aldosa tersebut diubah oleh Hcl menjadi ketosa.

Pada praktikum yang kami lakukan terjadi kesalahan pada sampel A yang seharusnya (+) saat uji selliwanof , malahan menjadi (-), karena kemungkinan sampel A adalah sukrosa, terjadi kesalahan yaitu mungkin pada saat penambahan reagen selliwanof terlalu sedikit dan saat pendidihan api kecil dan hanya sebentar.

Seharusnya pada pendidihan dengan api yang panas dan dengan proses yang cukup lama saat pendidihan dan penambahan reagen selliwanof (ukuran seharusnya) aldosa - aldosa akan memberikan warna merah dengan reagen selliwanof, sehingga aldosa tersebut diubah oleh Hcl menjadi ketosa sehingga menjadi (-) pada sampel B seharusnya(-) saat uji selliwanof malahan menjadi (+), karena kemungkinan sampel B adalah laktosa,

Terjadi kesalahan yaitu mungkin pada saat penambahan reagen selliwanof terlalu banyak dan dengan pendidihan api besar (menggunakan bunsen) dengan waktu yang lama mengubah laktosa menjadi disakarida D – galaktosa dan D- glukosa yaitu menjadi aldosa (glukosa) memberikan warna merah dengan reagen selliwanof sehingga aldose diubah oleh Hcl menjadi ketosa (fruktosa).

Yang menyebabkan (+) pada praktikum kami pada sampel C (-), D (+), E (-).

Uji barfoed digunakan untuk membedakan antara monosakarida, disakarida, polisakarida. Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida.

Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwatna merah bata..

Jika disakarida tersebut lebih lama pemanasannya, maka kedua larutan tersebut akan bereaksi, dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan.

Pada praktikum yang kami lakukan pada uji barfoed adalah pada sampel A (-), sampel B (-), sampel C (+),  sampel D (+), sampel E (-), pada sampel A, B, dan E sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah mendidih warnanya tetap biru, sehingga hasilnya (-)

Pada sampel C dan D yaitu sebelum dipanaskan berwarna biru setelah mendidih terdapat endapan merah bata, sehingga hasilnya (+)

Uji iodin digunakan untuk membedakan amilum dan glikogen

Iodin dapat bereaksi dengan amilum membentuk kompleks berwarna biru atau ungu

Uji iodin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pati (suatu polisakarida)

Pada praktikum yang kami lakukan uji iodin adalah pada sampel A (-), sampel B (-)sampel C (-), sampel D (-), sampel E (+)

Sampel A,B, C dan D negatif dikarenakan tidak adanya endapan yang terbentuk, pada sampel C positif karena terdapat endapan berwarna biru kompleks (biru kehitaman)

Maka dapat disimpulkan pada praktikum kami sampel A : sukrosa, sampel B: laktosa, sampel C : glukosa, sampel D: fruktosa, sampel E: amilum

 

Kesimpulan

Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan uji molisch, uji fehling, uji selliwanof, uji barfoed, dan uji iodin.

Identifikasi dapat dilakukan dengan penambahan reagen tertentu yang akan memberikan larutan atau endaoan berwarna yang merupakan karakteristik ion – ion yang diidentifikasi.

Sampel A : Sukrosa (namun terjadi kesalahan uji selliwanof)

Sampel B : Laktosa (terjadi kesalahan uji selliwanof)

Sampel C : Glukosa

Sampel D : Fruktosa

Sampel E : Amilum   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar