Sabtu, 03 Oktober 2020

PENENTUAN KADAR AIR (THERMOGRAVIMETRI)

 Tujuan

Mengetahui cara menghitung kadar air dengan metode thermogravimetri

Mengetahui kadar air dalam sampel

 

Dasar Teori

Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut oleh karena itu penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan mauoun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 selama waktu tertentu.

 

Alat dan Bahan

Alat

Botol timbang

Oven

Eksikator

Neraca

Bahan

Tepung

Biskuit

 

Cara Kerja

1.      Botol timbang ditimbang

2.      Dioven selama 1 jam suhu 105

3.      Dimasukkan desikator selama 15 menit

4.      Diulang sampel sampai berat konsisten

5.      Ditambah sampel 2 gram

6.      Dioven 2 jam suhu 105

7.      Dimasukkan eksikator selama 15 menit

8.      Diulang sampai konstan

9.      Ditimbang

 

Pembahasan

Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut.

Pada praktikum penentuan kadar air menggunakan thermogravimetri atau metode kering. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 selama waktu tertentu.

Proses pengovenan dilakukan selalu setelah proses penimbangan dan terus dilakuakan sampai dicapai berat yang konstan.

Pada praktikum sampel yang digunakan tepung terigu memiliki kadar air 11,05%, Tepung Meizena kadar air 10,08%, Tepung beras kadar air nya 9%, biskuit Gandum kadar airnya 6,8%. Pada Biskuit Khongguan kadar airnya 7,07%

 

Kesimpulan

Penentuan kadar air dengan metode thermogravimetri dengan perhitungan selisih antara berat botol +sampel sebelum dioven dengan berat botol + sampel  setelah dioven (rata-rata) kemudian dibandingkan berat botol + sampel sebelum dioven dikurangi berat botol timbang awal dikali 100%

Kadar air pada sampel Tepung terigu : 11,05%, Tepung meizena: 10,08%, Tepung beras: 9%, biskuit Gandum: 6,8%, biskuit Khongguan :7,07%

 

Daftar pustaka  

Wahyususilo.blogspot.com/2015/10/laporan-penentuan-kadar-air-dengan- html

Kartonohendry.blogspot.com/ 2015/06/penentuan- kadar- air dan kadar abu html.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kamis, 01 Oktober 2020

RHEOLOGI DAN TEKSTUR

Pendahuluan

Rheologi (dari bahasa yunani rheos yang berarti mengalir dan logos berarti ilmu) adalah ilmu tentang aliran atau perubahan bentuk (deformasi) dibawah tekanan (Lachman,1989)

Pengukuran Rheologi digunakan untuk mengkarakterisasi kemudahan penuangan dari botol, penekanan atau pemencetan dari suatu tube wadah lain dapat berubah bentuk, pemeliharaan bentuk produk dalam suatu bejana atau sesudah pengeluran, penggosokan bentuk produk diatas atau ke dalam kulit dan bahkan pemompaan produk dari pencampuran dan penyimpanan ke alat pengisian (filling). Yang terpenting adalah sifat isi dan aliran yang dikehendak tahan untuk self  - life  yang diisyaratkan bagi produk tersebut (Lachaman, 1989)

Tujuan  

1.      Mempelajari efek Weissenberg pada bahan makanan berbentuk cair

2.      Mempelajari tekstur dan struktur makanan

Metode Percobaan

A.    Alat

1.      Mixer – voltagemeter

2.      Piknometer

3.      Mikroskop

4.      Preparat

5.      Beaker gelas

6.      Lyold Instrument 

B.     Bahan

1.      Pisang matang (4 buah)

2.      Pisang mentah (4 buah)


 

Cara Kerja  

1.      Tekstur bahan pangan padatan

a.       Sampel (pisang matang dan pisang mentah)

b.      Diletakkan dibawah jarum piknometer

c.       Dilepas dan diukur kedalaman jarum yang menancap

2.      Diagram alir struktur bahan

a.       Sampel (pisang matang dan pisang mentah)

b.      Dibuat preparat \

c.       Diamati strukturnya menggunakan mikroskop

d.      Digambar



Pembahasan

Rheologi adalah ilmu tentang aliran atau perubahan bentuk deformasi dibawah tekanan (Lachman, 1989)

Pengukuran tekstur bahan pangan pada praktikum ini menggunakan alat yang bernama pnemeter

Pengamatan tekstur bahan pangan digunakan dengan membuat preparat basah kemudian diamati menggunakan mikroskop

Dan hasil pengamatan membuktikan bahwa struktur/tekstur bahan pangan mentah dan matang berbeda hal ini dapat dilihat dari mikroskopisnya

Dalam pisang matang memungkinkan adanya banyak amilum dan pisang mentah mengandung lebih sedikit amilum dari mikroskop terdapat butir amilumnya

Pada pisang mentah pnemometer

-          Tanpa beban menunjukan angka 1,9 

-          Menggunakan beban 5,4 gram  angka  2,1

-          Dengan menggunakan beban 10,75 gram angka 2,3

-          Dengan menggunakan beba 16,15 gram angka 2,4

-          Menggunakan beban 20,55 gram angka 5,4

-          Menggunakan beban 25,15 gram angka 7,2

Pada pisang mentah kandungan pati lebih banyak sehingga amilumnya lebih banyak

Pada pisang matang kandungan pati lebih sedikit karena proses pematangan pisang, pati diubah menjadi gula/glukosa dan air

 

Kesimpulan

Tekstur bahan dapat diukur dengan menggunakan pnetometer

Struktur dari bahan pangan dapat dilihat dengan cara membuat preparat dan pengamatan menggunakan mikroskop

Pisang matang memiliki tekstur yang lebih lunak sedangkan mentah memilki tekstur yang keras

Pisang matang dimungkinkan memiliki kandungan air dan amilum lebih banyak daripada pisang mentah

 

 

 

Daftar pustaka 

Anonym. 2013.Pindakos. Availableonline at:http//www.id.wikipedia,org

Lachman. 1989. Teori dan Praktek Farmasi industry 45 press. Jakarta  

 

 


 

Rabu, 30 September 2020

PENENTUAN KADAR AIR

Tujuan

Mengetahui cara menghitung kadar air dengan metode destilasi

Mengetahui kadar air dalam sampel

Dasar Teori

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilisasi) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap dahulu.

Alat dan bahan

Alat

Gelas ukur

Labu destilasi

Spatula

Batang pengaduk

Alat destilasi

Bahan

Selai

Larutan xiluen

Cara Kerja

1.      Sampel ditimbang 2 gram

2.      Dimasukkan ke labu takar

3.      Ditambah xiluen 100 ml

4.      Dipasang destilasi

5.      Ditunggu tidak menetes lagi

6.      Dibaca skala

 

Pembahasan

Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan, setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai

Keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya

Pada praktikum penentuan kadar air menggunakan metode destilasi dengan menggunakan sampel selai dari berbagai merek.

Prinsip dari destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih,

Penentuan kadar air menggunakan destilasi adalah termasuk pada metode basah

Tujuan dari destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau zat cair lainnya yang mempunyai titik didih campuran murni yang berbeda.

Penentuan kadar air dengan metode  basah adalah adalah mendestilasi air pada suatu sampel bahan yang dilarutkan pada pelarut non polar yang memiliki density lebih rendah dari air

Air akan menguap dan menjadi destilat yang kemudian ditampung, sedangkan komponen – komponen pada sampel yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut non polar, sehingga kadar air dapat ditentukan dari sampel selisih air destilat terhadap berat sampel awal.

Pada praktikum sampel coklat pandan memiliki volume 0,01 ml, dengan kadar air 0,5%, selai olai volume 0,025 ml, kadar air 1,25%, selai kacang volumenya 0,1 ml, kadar airnya 5%, selai gandum volume 0,2 ml, kadar air 10%., selai coklat volume 0,1 ml. kadar air 5%.

 

Kesimpulan

Kadar air  merupakan perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan, perhitungan kadar air dengan metode destilasi dengan membandingkan volume air destilat dengan berat sampel dikali serratus persen.

Pada praktikum sampel coklat pandan kadar air 0,5%, selai olai kadar air 1,25%, selai kacang kadar air  5%, selai gandum kadar air 10%, selai coklat kadar air 5%

 

Daftar pustaka 

http://pahrutendo94.blogspot.co.id/2016/04/laporan-praktikum-destilasi.html

http://himka1polban.wordpress.com/laporan /kimia-pangan/laporan-penentuan-kadar-air/

 

 

Selasa, 29 September 2020

LEMAK

Uji Kelarutan Lipid

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut.

Dalam uji ini kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut

Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut.

Hal ini karena lipid memiliki sifat non polar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama – sama non polar.

Uji Bilangan Iod

Lemak hewan dan tumbuhan memiliki susunan lemak yang berbeda – beda untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium.

Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak.

Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.

Uji Kuantitatif

Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol

Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran.

Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan salkowski)

Setelah itu asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dibiarkan beberapa menit.

Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan kedalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5 kolestadiena

Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromosfor yang menghasilkan warna hijau

Warna hijau ini menandakan hasil yang positif, reaksi uji positif ini dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru – ungu dan akhirnya menjadi hijau.

 

Jumat, 25 September 2020

Sifat – Sifat Lemak


A.    Sifat fisika lemak

Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair

Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh.

Contoh Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 , sedangkan triolenin (ester gliserol) dengan tiga molekul asam stearate) mempunyai titik lebur -17

Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air

Semua lemak larut dalam kloroform dan benzene

Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik

B.     Sifat kimia lemak

Reaksi saponifikasi atau penyabunan (latin sapo = sabun)

Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida

Bila reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol dapat dipisahkan dengan cara penyulingan.

Lemak dapat mengalami hidrolisis, hidrolisis paling umum adalah alkali atau enzim lipase.

Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun

Bilangan penyabunan sama dengan jumlah milligram kalium hidroksida (KOH)yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak

C.     Esterifikasi

Proses esterifikasi bertujuan untuk merubah asam – asam lemak bebas dari trigliserida menjadi bentuk ester (transesterifikasi)

D.    Halogenasi

Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagi ester dalam lemak atau minyak diadisi halogen (I2 atau Br2) pada ikatan rangkapanya

Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan

Untuk itu menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak diukur oleh bilangan yodium

Bilangan yodium sama dengan banyaknya gram yodium yang diadisi oleh 100 gram lemak

E.     Hidrogenasi

Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak atau minyak setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring.

Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau kertas, tergantung pada derajat kejenuhan

F.      Hidrolisa

Dalam reaksi hidrolisis lemak dan minyak akan diubah menjadi asam asam lemak bebas dan gliserol

Reaksi ini diakibatkan kerusakan lemak dan minyak

Hal ini terjadi disebabkan adnya sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.

Rabu, 23 September 2020

LEMAK (LIPID)

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.

Lemak merupakan salah satu senyawa organik golongan ester yang banyak terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia.

Lemak yang pada suhu kamar berbentuk cair disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk berwujud padat

Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak bersumber dari tumbuhan

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar seperti kloroform dan eter.

Asam lemak adalah komponan unit pembangun pada hampir semua lipid

Asam lemak adalah asam organik berantai panjang

Yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24

Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang

Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak aaatau berlemak

Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua belas kelas besar yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks

Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah

1.      Trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol

Contohnya lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas, dan butter

2.      Lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol

Contohnya beeswax, carnauba wax

3.      Sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena

Contohnya kolesterol dan ergosterol


Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol juga sering disebut lemak, lemak netral atau trigliserida


Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan


Trigliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau dapat lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membrane


Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik non polar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi

Selasa, 22 September 2020

PERANAN MIKROBA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH

Akhir – akhir ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan (bioremidiasi) baik lingkungan tanah maupun perairan.

Bahan pencemar dapat bermacam- macam dari bahan yang berasal sumber alami sampai bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitan/nonbiodegradable) maupun bersifat beracun bagi jasad hidup dengan bahan aktif tidak dalam waktu yang lama (persisten)

Penggunaan mikroba dalam penguraian plastik

Bahan utama plastik Polimer

Polimer terbuat dari PE (Poly &Tilen), PVC (Poly Vinyl Chlorida), PS (Poly Sterena)

Bahan tambahan Plasticizers merupakan bahan terbuat dari senyawa ester, dapat disebut atom C saja oleh mikroba sebagai membuat plastik mudah hancur

Dari alam telah ditemukan mikroba yang dapat merombak plastik yaitu terdiri dari bakteri, astonomycetes jamur dan khamir yang umumnya dapat menggunakan plasticizers sebagai sumber C.tetapi hanya sedikit mikroba yang telah ditemukan mampu merombak polimer plastiknya yaitu jamur aspergillus fischeri dan paecilomycetes sp.

Sedangkan mereka yang mampu merombak dan menggunakan sumber C dari plasticizers yaitu jamur.

Aspergillus niger, Aspergilus versicolor, Clasdosrium sp, fusarium sp, penicilium sp, Trichoderma sp, Verticilium sp, dan khamir zygosaccharomyces drosophilae, sacharomyces cerevisiae, serta bakteri pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp, dan actynomycetes, Streptomyces rubrik coli.

Penggunaan bakteri untuk menguraikan minyak bumi

Bakteri yang digunakan : Pseudomonas putida

Berguna jika terjadi tumbahan minyak mentah di suatu perairan/pantai.

Penggunaan mikroba untuk menguraikan pestisida

Mikroba yang dipakai : Aspergillus Niger, pestisida yang dapat diuraikan oleh A niger adalah yang memiliki bahan aktif endosulfan dan karbofuran

Penggunaan bakteri untuk menguraikan logam berat.

Mikroba yang dipakai  Tricbacillus fenoxidane mampu mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+

Bacillus subtillis dapat mengurangi/mengikat Pb, Ni, cd, Zn, Al dan Fe

Penggunaan mikroba untuk menguraikan limbah organik biasanya aplikasinya dalam pembuatan kompos, biogas, bokhasi (pupuk yang dibuat dengan proses fermentasi)

 

 

 

 

 

Senin, 21 September 2020

Mikrobiologi Kedokteran

Patogeniter adalah kemampuan organisme menimbulkan penyakit. Bila mikroba menyerang herpes salah satu cara dengan memasuki jaringan tubuh dan berkembang biak dalam jaringan, inilah yang disebut infeksi.

Biasanya hal ini dilakukan oleh mikroba patogen artinya mikroorganisme yang mampu menimbulkan penyakit sedangkan penyakit adalah respons hosper terhadap infeksi yang mengganggu fungsi tubuhnya. Derajat kemampuan suatu mikroba untuk menyehatkan infeksi dinamakan virulensi.

Cara pemindah sebaran penyakit

Pemindah sebaran melalui udara

Beberapa penyakit asal udara tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia.

Penularan mikroba ini bergantung pada pemindahan sebaran asal udara yang cepat satu orang ke orang lain, kadang dengan pemindahan langsung seperti ciuman, misalnya virus campak.

Namun mikroba lain seperti bakteri tuberkolosis bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama di luar tubuh

Beberapa mikroorganisme yang disebarkan melalui udara, yakni Connebartering diehtheride

Bakteri difter terlokalisasi yang menjadi meradang bila bakteri tersebut tumbuh dan mengeluarkan eksoterm yang ampuh.

Hal ini menyebabkan sel - sel jaringan mati, bersama dengan leukosit sel darah merah dan bakteri membentuk eksudat berwarna kelabu suram yang disebut psede membran 

Bakteri berkembang dan serta menghasilkan racun bila pseudomonas meluas ke trakea, maka saluran nafas penderita akan tersumbat dan penderita mengalami kesulitan nafas.

Mycobacterium Tuberkolosis

Kuman ini menyebabkan penyakit menular tuberkolosis pada manusia disamping itu dapat menginfeksi primata dan kera.

Penularan TBC melalui udara, terutama dalam dahak.

TBC pada manusia menyerang jaringan tubuh manapun, tetapi yang paling umum terinfeksi adalah paru – paru.

Penyakit ini merupakan penyakit bakterial yang kronis dan berkembang secara perlahan, gejala umum meliputi pleurisi (peradangan selaput paru – paru, batuk, demam di siang hari rasa lelah dan turunnya berat badan.

Neisseria Meningtidis

Kuman ini penyebab utama meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang belakang).

Pada manusia kuman dapat menjalar ke selaput otak lewat darah dari nasofaring

Menimbulkan luka – luka patogenik pada kulit, kulit dan adrenalin yang dikeluarkan oleh kuman tersebut

Nasseria adalah kuman diplokokus gram negatif  tidak bergerak. Masa inkubasi rata – rata seminggu setelah terkena kuman.

Gejala – gejala yang Nampak adalah sekret berlebihan dari hidung, radang pangkal tenggorokan, pusing, demam, rasa sakit di hidung dan pinggang, hilangnya ketajaman mental dan mungkin adanya ruam.

 

Minggu, 20 September 2020

PENETAPAN KARBOHIDRAT METODE LUFF SCHOORL

Tujuan praktikum

Menentukan kadar gula pereduksi

Menentukan kadar gula non pereduksi

Menentukan kadar gula total

Tinjauan Pustaka

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama hampir seluruh penduduk Indonesia khususnya penduduk negara berkembang.

Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentose, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, pectin, lignin, selulosa,.

Karbohidrat yang terdapat dalam hasil ternak terutama terdiri dari glikogen.

Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida, serta polisakarida.

Alat dan Bahan

Alat

Botol timbang

Labu ukur

Erlenmayer

Labu iod

Gelas kimia 100 – 400 ml

Pipet ukuran 1ml ,40ml, 25 ml

Klem + statif

Botol semprot

Alat refluks

Bahan

Sampel yang mengandung karbohidrat

Pereaksi :

Pereaksi luff schoorl

H2SO4                   4N

Na2S2O3           0,1 N

Amilum            0,1%

Hcl                    25%

NaOH               20%

Cara kerja

1.      1.      Pembuatan larutan

a.      Pereaksi luff schoorl

Larutkan 143,8 gram Na2Co3  anhidrat dalam kira – kira 300 ml air suling, sambil diaduk tambahkan 50 gram asam sitrat yang telah dilarutkan dengan 50 ml air suling. Tambahkan  25 gram CuSo4.5H2O yang tealh dilarutkan dengan 100 ml air suling. Pindahkan larutan tersebut kedalam labu ukur 1 liter, tepatkan sampai tanda batas dengan air suling dan kocok, biarkan semalam dan saring bila perlu.

Larutan luff schoorl harus mempunyai pH 9,3 – 9,4

b.      Latutan KI 20%

Timbang 20 gram KI, larutan dengan air suling sampai 100ml

c.       Larutan amilum 0,5%

Timbang 0,5 gram amilum, larutkan dengan air suling panas sampai 100 ml

2.      Sebelum inversi

Gugus aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih menjadi senyawa karboksilat kemudian kelebihan Cu2+ direduksi oleh I.

I2 yang terbentuk direduksi oleh tiosulfat standar dengan indikator amilum hingga TA (warna biru tepat menghilang)

a.       Timbang 1-2 gram sampel, lalu larutkan dalam labu ukur 250 ml

b.      Pipet 25 ml larutan sampel masukkan ke dalam erlenmayer 250 ml + 3 butir batu didih

c.       Tambahkan 25 ml larutan luff schoorl, dipanaskan 10 menit, lalu dinginkan

d.      Tambahkan 1 ml H2SO4 4N dan 2 ml KI 

e.       Titrasi dengan Na2S2O3 standar terhadap indikator amilum

f.       Lakukan blanko terhadap luff schoorl

3.      Setelah inversi

Sejumlah tertentu sampel diinversi dalam suasana asam dan panas. Gugus aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih menjadi senyawa karboksilat ,

Kemudian kelebihan Cu2+ direduksi oleh I,

I2  yang terbentuk direduksi oleh tiosulfat standar dengan indikator amilum hingga TA (warna biru tepat menghilang)

a.   Timbang 1-2 gram sampel lalu ditambah 50 ml dan 10 ml Hcl 25%, kemudian panaskan diatas penangas (70 ) selama 1 jam

b.      Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20% dengan indikator Ppt

c.       Larutkan (sampel+indikator+naoh) + air dalam labu ukur 250 ml

d.      Pipet 25 ml larutan sampel masukkan ke dalam erlenmayer 250 ml + 3 butir batu didih

e.      Tambahkan 25 ml larutan luff schoorl, dipanaskan 10 menit, lalu dinginkan

f.       Tambahkan 25 ml H2SO4  4N dan 1 ml KI

g.      Titrasi dengan Na2S2O3 standar terhadap Amilum

4.      Inversi kuat

a.      Timbang 1 – 2 gram sampel lalu ditambah 50 ml air dan 10 ml HCl 25% 

       kemudian panaskan didalam penangas (100  ) selama 3 jam

b.      Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20%dengan indikator ppt

c.       Larutkan dalam labu ukur 250 ml

d.      Pipet 25 ml larutan sampel masukkan delam erlenmayer 250 ml + 3 butir batu didih

e.      Tambahkan 25 ml larutan luff schoorl dipanaskan 10 menit, lalu dinginkan

f.       Tambahkan 25 ml H2SO4 4N dan 1 ml KI 

g.      Titrasi dengan Na2S2O3 standar terhadap indikator amilum   

 

Pembahasan

Karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida atau polihidroksiketon serta senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis.

Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi Monosakarida, Oligosakarida, serta Polisakarida.

Oligosakarida adalah suatu karbohidrat yang molekulnya tersusun atas beberapa unit molekul monosakarida(antara dua hingga sepuluh unit) yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida.

Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 (dari) satu – satuan ke satu OH (dari) satuan lain.

Dalam praktikum kami penetapan karbohidrat mrtode luff schoorl, kami menggunakan sampel susu laktogen (laktosa(gula susu))

Metode luff schoorl berdasarkan proses reduksi dari larutan luff schoorl oleh gula – gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa, dan maltosa)

Pada praktikum kami lakukan sebelum inversi

Dengan prinsip, gugus aldehid dari gula aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi Cu2+ berlebih menjadi senyawa karbohidrat

Kemudian kelebihan Cu2+ direduksi oleh I-.  I2  yang terbentuk direduksi oleh tiosulfat standar dengan indikator amilum hingga TA (warna biru tepat menghilang)

Kemudian kami menimbang sampel (susu bubuk laktogen) 1,0097 gram lalu kami melarutkan dalam labu ukur 250 ml, larutannya berwarna putih.

Setelah itu dipipet ke dalam erlenmayer (larutan sampel) dan ditambah 3 butir batu didih.

Campuran tersebut ditambahkan batu didih untuk mencegah terjadinya letupan.

Setelah itu ditambah larutan luff schoorl 10 ml

Saat ditambah larutan luff schoorlberwarna biru, dipanaskan 10 menit.

Proses pemanasan diusahakan larutan mendidih dalam waktu 3 menit dan biarkan mendidih selama 10 menit, hal ini dimaksutkan agar proses reduksi berjalan sempurna dan Cu dapat tereduksi dalam waktu kurang lebih 10 menit,

Agar tidak terjadi pengendapan seluruh Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+

Sehingga tidak ada kelebihan Cu2+  yang dititrasi maka larutan harus mendidih, saat dipanaskan 10 menit lalu didinginkan berwarna hijau tosca

Kemudian ditambah 1 ml H2SO4 berwarna hijau tosca, dan ditambah 1 ml KI berwarna coklat.

Setelah dititrasi dengan Na2S2O3 berwarna kuning kecoklatan, kemudian ditetesi amilum berubah menjadi berwarna biru.

Penambahan indikator amilum dilakukan setelah campuran mendekati titik akhir, hal ini dilakukan karena pada awal titrasi amilum dapat membungkus iod dan mengakibatkan warna titik akhir menjadi tidak terlihat tajam.

Dititrasi lagi dengan Na2S2O3  berwarna putih

Dari praktikum kami volume titrasi 8 ml

Melakukan titrasi blanko

Larutan blanko  adalah larutan tidak berisi analit

Larutan blanko biasanya digunakan sebagai larutan pembanding

Memipet 10 ml larutan luff schoorl berwarna biru

Larutan luff schoorl+ larutan 1ml KI + larutan H2SO4 1ml berwarna coklat.

Ditetesi dengan amilum berwarna amilum berwarna hijau

Dititasi Na2S2O3 berwarna  putih susu

Volume Na2S2O3 adalah 17,9 ml

Reaksi yang terjadi penentuan karbohidrat dengan cara luff schoorl adalah mula – mula ku prooksidayang ada dalam regaen akan membebaskan iod dari garam KI

Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai.

Selesih banyaknya titrasi blanko dan titasi sampel dan setelah disesuaikan dengan tabel yang menggambarkan hubungan banyaknya Na-tiosulfat dengan banyaknya gula reduksi.

Inversi lemah \

Prisip : sampel diinversi dalam suasana asam dan panas, gugus aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+  direduksi oleh I-, I2  yang terbentuk direduksi  oleh tiosulfat standar dengan indikator amilum hingga warna biru menghilang

Kami menghilang sampel 1,003 gram

Sampel ditambah 50 ml air larutan menjadi berwarna putih, ditambah 10 ml Hcl larutan berwarna putih.

Penambahan Hcl dimaksutkan untuk menghidrolisis karbohidrat

Kemudian dilakukan pemanasan diatas penangas air pda suhu 70  selama satu jam.

Setelah itu didinginkan dan dinetralkan NaOH dengan indikator PP menjadi berwarna pink

Larutan yang netral ditandai perubahan warna

Setelah itu diencerkan dalam 250 ml labu ukur berwarna pink

Dipipet dalam erlenmayer berwarna pink

Setelah itu ditambah larutan luff schoorl menjadi berwarna biru, kemudian dipanaskan 10 menit

Setelah itu didinginkan

Didinginkan berfungi agar tidak bereaksi dengan H2SO4 (panas)

Ditetesi 1 ml H2SO4 menjadi berwarna jernih

Ditetesi KI menjadi berwarna coklat

Ditetesi dengan Na2S2O3 menjadi kuning kecoklatan

Ditambah amilum berubah warna menjadi warna putih

Volume pada praktikum 8 ml

Inversi lemah berfungsi memecah disakarida (menjadi monosakarida)

Gula susu (laktosa)dipecah menjadi glukosa+galaktosa , galaktosa diubah menjadi glukosa.

Pada praktikum inversi kuat

Menimbang 1,013 gram, diencerkan 50 ml berwarna putih dan ditambah Hcl menjadi berwarna putih, setelah itu dipanaskan diatas penangas air selama 3 jam.

Dipanaskan bertujuan proses reduksi berjalan sempurna

Setelah dipanaskan berubah warna menjadi kecoklatan kemudian didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH menjadi merah bata.

Ditetsi dengan indikator PP menjadi kecoklatan, setelah itu ditambah luff schoorl menjadi berwarna biru.

Dipanaskan 10 menit berubah menjadi hijau tosca

Ditetesi dengan H2SO4 berubah warna hijau tosca

Ditambah dengan KI berwarna coklst

Dititrasi  dengan dengan Na2S2O3  menjadi berwarna putih

Ditetesi dengan amilum berubah menjadi hijau lumut

Dititrasi dengan Na2S2O3 menjadi  berwarna putih

Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode luff schoorlini didasarkan pada reaksi monosakarida dengan larutan cupper

Monosakarida akan mereduksi CuO akan direduksi oleh KI berlebih, sehingga dilepaskan I2

Terdapat zat oksidator kuat H2SO4 dalam  larutan bersifat netral atau sedikit asam, penambahan ion iodide berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi oleh  I2  yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar.

I2 bebas selanjutnya dititasi dengan larutan standar Na2S2O3  sehingga I2 akan membentuk kompleks iod amilum yang tidak larut dalam air.

Penambahan indikator amilum dilakukan sebelum titik ekuivalen (TE)

Laktosa mempunyai OH bebas atom C-1  pada gugus glukosanya.

Dalam praktikum kami saat dititrasi berubah warna menjadi coklat jerami

Ditambah dengan amilum sebelum titik ekivalen berubah hijau lumut

Dititrasi hingga warna hijau menghilang menjadi warna putih, volume titrasi 7ml

Laktosa merupakan suatu disakarida alamiah yang dijumpai hanya dalam binatang menyusui misal air susu sapi.

Laktosa dihidrolisis secara enzimatis menjadi D-galaktosa dan D-glukosa

Kemudian galaktosa diubah menjadi glukosa (saat melakukan inversi lemah)

Pada umumnya polisakarida memounyai molekul besar dan dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida

Molekul oligosakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida

Dalam praktikum saat perlakuan inversi kuat adalah mencari % amilum(pati) dan amilum terdiri atas 250 –300 unit D- galaktosa yang terikat dari proses inversi lemah yang mengubah


Kesimpulan

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi.

Umunya gula pereduksiyang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim demana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksinya

% gula pereduksi dalam praktikum sebelum inversi 26,34%

% gula pereduksi dalam praktikum adalag 26, 51% (inversi lemah)

Gula invert akan mengkatalis proses inversi sehingga kehilangan gula akan berjalan dengan cepat.

% gula non pereduksi dalam praktikum 6,1615%

Gula total  merupakan campuran gula pereduksi dan gula  non pereduksi yang merupakan hasil hidrolisis pati

% gula total (gula pereduksiinversi kuat) adalah 29,16%


Daftar pustaka

http://organik.smakma3b30.blogspot.com/2013/04/penetapan-kadar-gula,html

http://namikazewond.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat -metode luff.html

http://indhpsari.blogspot.com/2013/06/analisis karbohidrat-glukosa-metode luff.html

http://foodandsnack.wordpress.com/2012/01/08/analisakualitatif-karbohidrat-metodeluffschoorl.

 

 

-