Tujuan
praktikum
Menentukan kadar gula pereduksi
Menentukan kadar gula non pereduksi
Menentukan kadar gula total
Tinjauan
Pustaka
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama hampir
seluruh penduduk Indonesia khususnya penduduk negara berkembang.
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati,
baik berupa gula sederhana, heksosa, pentose, maupun karbohidrat dengan berat
molekul yang tinggi seperti pati, pectin, lignin, selulosa,.
Karbohidrat yang terdapat dalam hasil ternak
terutama terdiri dari glikogen.
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan
menjadi monosakarida, oligosakarida, serta polisakarida.
Alat dan
Bahan
Alat
Botol timbang
Labu ukur
Erlenmayer
Labu iod
Gelas kimia 100 – 400 ml
Pipet ukuran 1ml ,40ml, 25 ml
Klem + statif
Botol semprot
Alat refluks
Bahan
Sampel yang mengandung karbohidrat
Pereaksi :
Pereaksi luff schoorl
H2SO4 4N
Na2S2O3 0,1 N
Amilum
0,1%
Hcl 25%
NaOH
20%
Cara kerja
1. 1.
Pembuatan larutan
a. Pereaksi
luff schoorl
Larutkan 143,8 gram Na2Co3
anhidrat dalam kira – kira 300 ml
air suling, sambil diaduk tambahkan 50 gram asam sitrat yang telah dilarutkan
dengan 50 ml air suling. Tambahkan 25
gram CuSo4.5H2O yang tealh dilarutkan dengan 100 ml air suling.
Pindahkan larutan tersebut kedalam labu ukur 1 liter, tepatkan sampai tanda
batas dengan air suling dan kocok, biarkan semalam dan saring bila perlu.
Larutan luff schoorl harus mempunyai pH
9,3 – 9,4
b. Latutan
KI 20%
Timbang 20 gram KI, larutan dengan air
suling sampai 100ml
c. Larutan
amilum 0,5%
Timbang 0,5 gram amilum, larutkan dengan
air suling panas sampai 100 ml
2.
Sebelum inversi
Gugus aldehid
dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih menjadi
senyawa karboksilat kemudian kelebihan Cu2+ direduksi oleh I.
I2
yang terbentuk direduksi oleh tiosulfat standar dengan indikator amilum hingga
TA (warna biru tepat menghilang)
a. Timbang
1-2 gram sampel, lalu larutkan dalam labu ukur 250 ml
b. Pipet
25 ml larutan sampel masukkan ke dalam erlenmayer 250 ml + 3 butir batu didih
c. Tambahkan
25 ml larutan luff schoorl, dipanaskan 10 menit, lalu dinginkan
d. Tambahkan
1 ml H2SO4 4N dan 2 ml KI
e. Titrasi
dengan Na2S2O3 standar terhadap indikator amilum
f. Lakukan
blanko terhadap luff schoorl
3.
Setelah inversi
Sejumlah
tertentu sampel diinversi dalam suasana asam dan panas. Gugus aldehid dari gula
sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih menjadi senyawa karboksilat ,
Kemudian
kelebihan Cu2+ direduksi oleh I,
I2 yang terbentuk direduksi oleh tiosulfat
standar dengan indikator amilum hingga TA (warna biru tepat menghilang)
a. Timbang
1-2 gram sampel lalu ditambah 50 ml dan 10 ml Hcl 25%, kemudian panaskan diatas
penangas (70
) selama 1 jam
b. Dinginkan
dan netralkan dengan NaOH 20% dengan indikator Ppt
c. Larutkan
(sampel+indikator+naoh) + air dalam labu ukur 250 ml
d. Pipet
25 ml larutan sampel masukkan ke dalam erlenmayer 250 ml + 3 butir batu didih
e. Tambahkan
25 ml larutan luff schoorl, dipanaskan 10 menit, lalu dinginkan
f. Tambahkan
25 ml H2SO4 4N dan 1 ml KI
g. Titrasi
dengan Na2S2O3 standar terhadap Amilum
4.
Inversi kuat
a. Timbang
1 – 2 gram sampel lalu ditambah 50 ml air dan 10 ml HCl 25%
kemudian panaskan didalam penangas (100
) selama 3
jam
b. Dinginkan
dan netralkan dengan NaOH 20%dengan indikator ppt
c. Larutkan
dalam labu ukur 250 ml
d. Pipet
25 ml larutan sampel masukkan delam erlenmayer 250 ml + 3 butir batu didih
e. Tambahkan
25 ml larutan luff schoorl dipanaskan 10 menit, lalu dinginkan
f. Tambahkan
25 ml H2SO4 4N dan 1 ml KI
g. Titrasi
dengan Na2S2O3 standar terhadap indikator
amilum
Pembahasan
Karbohidrat dapat
didefinisikan sebagai polihidroksialdehida atau polihidroksiketon serta senyawa
yang menghasilkannya pada proses hidrolisis.
Pada umumnya
karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi Monosakarida, Oligosakarida, serta
Polisakarida.
Oligosakarida adalah
suatu karbohidrat yang molekulnya tersusun atas beberapa unit molekul
monosakarida(antara dua hingga sepuluh unit) yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosida.
Disakarida adalah
suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan monosakarida yang dipersatukan
oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 (dari) satu – satuan ke satu OH
(dari) satuan lain.
Dalam praktikum kami
penetapan karbohidrat mrtode luff schoorl, kami menggunakan sampel susu
laktogen (laktosa(gula susu))
Metode luff schoorl
berdasarkan proses reduksi dari larutan luff schoorl oleh gula – gula pereduksi
(semua monosakarida, laktosa, dan maltosa)
Pada praktikum kami
lakukan sebelum inversi
Dengan prinsip, gugus
aldehid dari gula aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi Cu2+
berlebih menjadi senyawa karbohidrat
Kemudian kelebihan Cu2+
direduksi oleh I-. I2 yang terbentuk direduksi oleh
tiosulfat standar dengan indikator amilum hingga TA (warna biru tepat
menghilang)
Kemudian kami
menimbang sampel (susu bubuk laktogen) 1,0097 gram lalu kami melarutkan dalam
labu ukur 250 ml, larutannya berwarna putih.
Setelah itu dipipet
ke dalam erlenmayer (larutan sampel) dan ditambah 3 butir batu didih.
Campuran tersebut
ditambahkan batu didih untuk mencegah terjadinya letupan.
Setelah itu ditambah
larutan luff schoorl 10 ml
Saat ditambah larutan
luff schoorlberwarna biru, dipanaskan 10 menit.
Proses pemanasan
diusahakan larutan mendidih dalam waktu 3 menit dan biarkan mendidih selama 10
menit, hal ini dimaksutkan agar proses reduksi berjalan sempurna dan Cu dapat
tereduksi dalam waktu kurang lebih 10 menit,
Agar tidak terjadi
pengendapan seluruh Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+
Sehingga tidak ada
kelebihan Cu2+ yang dititrasi
maka larutan harus mendidih, saat dipanaskan 10 menit lalu didinginkan berwarna
hijau tosca
Kemudian ditambah 1
ml H2SO4 berwarna hijau tosca, dan ditambah 1 ml KI berwarna
coklat.
Setelah dititrasi
dengan Na2S2O3 berwarna kuning kecoklatan,
kemudian ditetesi amilum berubah menjadi berwarna biru.
Penambahan indikator
amilum dilakukan setelah campuran mendekati titik akhir, hal ini dilakukan
karena pada awal titrasi amilum dapat membungkus iod dan mengakibatkan warna
titik akhir menjadi tidak terlihat tajam.
Dititrasi lagi dengan
Na2S2O3 berwarna putih
Dari praktikum kami
volume titrasi 8 ml
Melakukan titrasi
blanko
Larutan blanko adalah larutan tidak berisi analit
Larutan blanko
biasanya digunakan sebagai larutan pembanding
Memipet 10 ml larutan
luff schoorl berwarna biru
Larutan luff schoorl+
larutan 1ml KI + larutan H2SO4 1ml berwarna coklat.
Ditetesi dengan
amilum berwarna amilum berwarna hijau
Dititasi Na2S2O3
berwarna putih susu
Volume Na2S2O3
adalah 17,9 ml
Reaksi yang terjadi
penentuan karbohidrat dengan cara luff schoorl adalah mula – mula ku
prooksidayang ada dalam regaen akan membebaskan iod dari garam KI
Apabila larutan
berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai.
Selesih banyaknya
titrasi blanko dan titasi sampel dan setelah disesuaikan dengan tabel yang
menggambarkan hubungan banyaknya Na-tiosulfat dengan banyaknya gula reduksi.
Inversi lemah \
Prisip : sampel
diinversi dalam suasana asam dan panas, gugus aldehid dari gula sederhana
tersebut dioksidasi oleh Cu2+
direduksi oleh I-, I2
yang terbentuk direduksi oleh
tiosulfat standar dengan indikator amilum hingga warna biru menghilang
Kami menghilang
sampel 1,003 gram
Sampel ditambah 50 ml
air larutan menjadi berwarna putih, ditambah 10 ml Hcl larutan berwarna putih.
Penambahan Hcl dimaksutkan
untuk menghidrolisis karbohidrat
Kemudian dilakukan
pemanasan diatas penangas air pda suhu 70
selama satu jam.
Setelah
itu didinginkan dan dinetralkan NaOH dengan indikator PP menjadi berwarna pink
Larutan
yang netral ditandai perubahan warna
Setelah
itu diencerkan dalam 250 ml labu ukur berwarna pink
Dipipet
dalam erlenmayer berwarna pink
Setelah
itu ditambah larutan luff schoorl menjadi berwarna biru, kemudian
dipanaskan 10 menit
Setelah itu
didinginkan
Didinginkan berfungi
agar tidak bereaksi dengan H2SO4 (panas)
Ditetesi 1 ml H2SO4
menjadi berwarna jernih
Ditetesi KI menjadi
berwarna coklat
Ditetesi dengan Na2S2O3
menjadi kuning kecoklatan
Ditambah amilum
berubah warna menjadi warna putih
Volume pada praktikum
8 ml
Inversi lemah
berfungsi memecah disakarida (menjadi monosakarida)
Gula susu
(laktosa)dipecah menjadi glukosa+galaktosa , galaktosa diubah menjadi glukosa.
Pada praktikum
inversi kuat
Menimbang 1,013 gram,
diencerkan 50 ml berwarna putih dan ditambah Hcl menjadi berwarna putih,
setelah itu dipanaskan diatas penangas air selama 3 jam.
Dipanaskan bertujuan
proses reduksi berjalan sempurna
Setelah dipanaskan
berubah warna menjadi kecoklatan kemudian didinginkan dan dinetralkan dengan
NaOH menjadi merah bata.
Ditetsi dengan
indikator PP menjadi kecoklatan, setelah itu ditambah luff schoorl menjadi
berwarna biru.
Dipanaskan 10 menit
berubah menjadi hijau tosca
Ditetesi dengan H2SO4
berubah warna hijau tosca
Ditambah dengan KI
berwarna coklst
Dititrasi dengan dengan Na2S2O3
menjadi berwarna putih
Ditetesi dengan
amilum berubah menjadi hijau lumut
Dititrasi dengan Na2S2O3
menjadi berwarna putih
Pengukuran
karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode luff schoorlini
didasarkan pada reaksi monosakarida dengan larutan cupper
Monosakarida akan
mereduksi CuO akan direduksi oleh KI berlebih, sehingga dilepaskan I2
Terdapat zat
oksidator kuat H2SO4 dalam larutan bersifat netral atau
sedikit asam, penambahan ion iodide berlebih akan membuat zat
oksidator tersebut tereduksi oleh I2 yang bebas untuk dijadikan dasar
penetapan kadar.
I2 bebas
selanjutnya dititasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehingga I2 akan membentuk kompleks
iod amilum yang tidak larut dalam air.
Penambahan indikator
amilum dilakukan sebelum titik ekuivalen (TE)
Laktosa mempunyai OH
bebas atom C-1 pada gugus
glukosanya.
Dalam praktikum kami
saat dititrasi berubah warna menjadi coklat jerami
Ditambah dengan
amilum sebelum titik ekivalen berubah hijau lumut
Dititrasi hingga
warna hijau menghilang menjadi warna putih, volume titrasi 7ml
Laktosa merupakan
suatu disakarida alamiah yang dijumpai hanya dalam binatang menyusui misal air
susu sapi.
Laktosa dihidrolisis
secara enzimatis menjadi D-galaktosa dan D-glukosa
Kemudian galaktosa
diubah menjadi glukosa (saat melakukan inversi lemah)
Pada umumnya
polisakarida memounyai molekul besar dan dan lebih kompleks daripada mono dan
oligosakarida
Molekul oligosakarida
terdiri atas banyak molekul monosakarida
Dalam praktikum saat
perlakuan inversi kuat adalah mencari % amilum(pati) dan amilum terdiri atas
250 –300 unit D- galaktosa yang terikat dari proses inversi lemah yang mengubah
Kesimpulan
Gula reduksi adalah
gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi.
Umunya gula
pereduksiyang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim demana semakin
tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksinya
% gula pereduksi
dalam praktikum sebelum inversi 26,34%
% gula pereduksi
dalam praktikum adalag 26, 51% (inversi lemah)
Gula invert akan
mengkatalis proses inversi sehingga kehilangan gula akan berjalan dengan cepat.
% gula non pereduksi
dalam praktikum 6,1615%
Gula total merupakan campuran gula pereduksi dan
gula non pereduksi yang merupakan hasil
hidrolisis pati
% gula total (gula
pereduksiinversi kuat) adalah 29,16%
Daftar pustaka
http://organik.smakma3b30.blogspot.com/2013/04/penetapan-kadar-gula,html
http://namikazewond.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat
-metode luff.html
http://indhpsari.blogspot.com/2013/06/analisis
karbohidrat-glukosa-metode luff.html
http://foodandsnack.wordpress.com/2012/01/08/analisakualitatif-karbohidrat-metodeluffschoorl.
-