Jumat, 18 September 2020

Mikrobiologi Lingkungan

 

A.    Mikrobiologi Air

Makhluk hidup di perairan :

1.      Mikroba : bakteri, protozoa, dan jamur

2.      Makhluk hidup lain

B.     Mikroba yang menguntungkan

1.      Plankton untuk sumber makanan ikan

2.      Ganggang/ alga untuk sumber makanan

3.      Mikroba dikomposit untuk pengolah limbah cair

C.     Mikroba yang merugikan yang berada di perairan

1.      Mikroba penyebab penyakit

a.       Typus        :  salmonella typi

b.      Disentri     :  shigella

c.       Kolera       :  vibro

2.      Bakteri besi : mengubah Fe 2+ menjadi Fe 3+

Menyebabkan korosi :  Cherottiespaerotilus

3.      Bakteri belerang : mengubah So4 2- menjadi H2S (Thiobacillus cromotium)

D.    Beberapa bakteri koliform di perairan juga dapat menimbulkan penyakit contohnya E,coli dan shigella

Keberadaan bakteri koliform di perairan bersumber dari

1.      fekal : berasal dari tinja manusia/ mamalia

contoh : E.coli

2.      non fekal : berasal dari sumber lain

contoh : Entero bacterium Aerogenes

E.     Untuk mengetahui keberadaan bakteri koliform

Pada suatu perairan diperlukan beberapa analisa seperti uji MPN (uji koliform), uji perhitungan mikroba dengan metode filtrasi dan uji IMVIC (untuk mengetahui bakteri fekal atau non fekal)

Metode IMVIC

Merupakan rangkaian dari uji indol, uji metilen merah, uji vogens – proskour, dan uji citrat 

Tabel Uji IMVIC

Uji

Medium yang dipakai

Hasil akhir

Reaksi positif

Uji indol

Triptone broth/ indol nitrat

Indol

Merah setelah ditetesi dengan pereaksi kovaes

Uji metilen merah

Protase broth atau glukose pepton broch

 Asam organik

Merah setelah ditetesi metilen merah

Uji sitrat

Medium koser sitrat

Terjadi pertumbuhan

    Kekeruhan


Tabel Uji IMVIC terhadap bakteri koliform

Sampel

Uji Indol

Uji MR

Uji VP

Uji Sitrat

Kesimpulan

SampelA( altr 1)

+

+

-           

-

Fekal

                (altr 2)

-

+

-

-

Fekal

Sampel B(altr 1)

-

-

+

+

Non fekal

               (altr 2)

-

-

+

-

Non fekal

 

Tabel hubungan kualitas air dengan keberadaan bakteri koliform/ 100 ml sampel

 Jumlah bakteri koliform

Kualitas air

Tidak ada

Sangat baik

1-2

Baik

3-10

Diragukan

           >10

Jelek


Selain menggunakan ketiga metode diatas untuk pengujian air juga dapat menggunakan niali IPB (Indeks Pencemar Biologis).

Biasanya metode ini dipakai untuk analisa pengujian pada air di industry (air panas sebagai pendingin) dan air rekreasi (kolam renang)

Pengujian ini didasarkan pada jumlah bakteri berklorofil dan bakteri tidak berklorofil pada suatr perairan

Semakin banyak bakteri yang tidak berklorofil semakin jelek kualitas air (jika dalam air proses semakin berpotensi menimbulkan korosi).

Tabel hubungan kualitas air dengan nilai IPB

Nilai IPB

Kualitas air

0 - 8

Bersih jernih

9 -20

Tercemar ringan

21 - 60

Tercemar sedang

61 – 100

Tercemar berat

 

 

 

Kamis, 17 September 2020

SIFAT FISIK PANGAN BENTUK UKURAN DAN DENSITAS (BOBOT JENIS)

Pendahuluan

Bentuk – bentuk dari biji – bijian, buah – buahan dan tanaman pada umumnya tidak beraturan (irregular), sedemikian sehingga jumlah data pengukuran yang sangat besar diperlukan untuk mendeskripsikannya secara akurat.

Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik bahan dan keduanya diperlukan untuk pendeskripsian karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.

Kerapatan atau density adalah massa persatuan, Satuannya adalah kilogram per meter kubik atau ungkapan yang umum gram per sentimeter kubik atau gram per milliliter.

Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Berat jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Massa jenis rata – rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.

Tujuan

1.      Menentukan bentuk, ukuran, dan isi bahan pangan

2.      Menentukan isi relatif bahan pangan

3.      Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cairan butiran, maupun bahan berukuran besar

4.      Menentukan bulk density

Metode Percobaan

A.    Alat

1.      Jangka sorong

2.      Gelas ukur 2000 ml

3.      Timbangan analitik

4.      Cawan petri

5.      Kaleng tabung

B.     Bahan

1.      Wortel

2.      Tomat

3.      Kacang merah

4.      Kacang hijau

5.      Jagung

Cara Kerja

1.      Wadah/bahan yang teratur bentuknya

a.       Sampel (kaleng, loyang, cawan petri)

b.      Diukur panjang, lebar, tinggi dan diameternya

c.       Dihitung volume sesuai rumus masing – masing wadah

2.      Bahan yang tidak teratur bentuknya

a.       Sampel (wortel, tomat)

b.      Diukur panjang max dan min

c.       Diukur kedalam 1200 ml

d.      Dihitung volumenya

3.      Volume relatif bahan pangan

a.       Sampel (jagung dan kacang merah)

b.      Dimasukkan dalam wadah yang diketahui volumenya sampai penuh

c.       Dihitung jumlah satuan bahan

d.      Dihitung volume relatif bahan setiap butir

4.      Diagram alir bulk density

a.       Sampel ( Cawan petri, kaleng)

b.      Ditentukan berat dan volume

c.       Di isi sampel dan ditimbang

d.     Ditimbang bulk density 

Pembahasan

Keragaman bentuk secara umum dapat dijelaskan dengan baik oleh poros orthogonal yang ditentukan sesuai  tujuan biasanya dikarakteristik kan oleh panjang, lebar, dan tebal.

Bentuk  dan  ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik bahan dan keduanya diperlukan untuk pendiskripsian karakteristik fisik suatu bahan secara jelas (Zein, 2005)

Pada praktikum menentukan bentuk sampel yang kami gunakan adalah cawan petri, kaleng dan Loyang.

Cawan petri memiliki diameter luar 8,34 cm, diameter dalam 7,96 cm, memiliki tinggi 7,38 cm, volume  68, 6396213 ml

Kaleng memiliki diameter luas 7, 26 cm, diameter dalam 7, 17 cm, memiliki tinggi 10, 31 cm, volume 416, 448 cm.

Pada sampel loyang memiliki panjang 12,21 cm, lebar  9,81 cm, tinggi 2,13 cm dengan volume 255, 131613 ml

Pada bahan yang tidak teratur bentuknya, sampel wortel panjang maksimal 11, 52 cm, panjang minimal -, diameter maksimum 3,4, diameter minimium 0,71 cm dan volume 50 ml.

Pada sampel tomat panjang maksimal 5, 14 cm, panjang minimal 4, 7775 cm, diameter maksimum 4,070 cm, diameter minimum 1,71 dan volume 50 ml.

Pada praktikum isi relatif  bahan pangan, pengukuran wadah cawan petri menggunakan sampel kacang merah dan jagung pada volume cawan petri 68, 64 ml

Pada jumlah kacang merah 601, jumlah bahan jagung kering 216, volume setiap butir pada kacang merah 0,11420902, ml, pada jagung kering 0, 31777778 ml,

Pada wadah kaleng kami juga mengukur isi relative bahan pangan, menggunakan sampel jagung, kacang merah, kacang hijau, volume pada kaleng 416, 45 ml

Jumlah bahan pada sampel jagung 919, pada sampel kacang merah, 1.112, pada kacang hijau 5.370

Volume setiap butir pada jagung 0,415513661 ml, pada kacang merah 0,254257123 ml, pada kacang hijau 0,077 55121 ml.

Densitas adalah pengukuran massa setiap volume benda, semakin tinggi densitas suatu benda maka semakin besar pula setiap volumenya, Densitas berfungsi untuk menentukan zat.

Densitas nyata diukur menggunakan gelas ukur diisi cairan sampai volume tertentu

Berat jenis pada sampel santan : 1, 00035063 gram, Densitas : 1,00035063 kg/m2

Pada sampel susu bobot jenis : 1,27016129 gram, Densitas :1,27016129 kg/m3

 

Kesimpulan

Bentuk, ukuran dan isi bahan pangan  diukur dengan  jangka sorong

Isi relatif bahan pada jagung memiliki nilai lebih daripada kacang

Pada praktikum bobot jenis pada cairan santan 1,00035063 gram/m3, densitas : 1,00035063 kg/m2

bobot jenis susu 1,27016129 gram, densitas 1,27016129  gram/m3

Harga bulk density pada jagung memiliki nilai lebih besar dari kacang.

 

 

 

 

 

Rabu, 16 September 2020

ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

 

Tujuan Praktikum

Mengidentifikasi jenis karbohidrat dalam sampel secara kualitatif

Landasan Teori

Analisis kualitatif karbohidrat merupakan senyawa metabolit primer selain protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai tenaga dan penghasil panas tubuh. Adanya karbohidrat dapat di identifikasi dengan menggunakan berbagai macam metode. Beberapa metode analisis kualitatif karbohidrat,

1.      Uji Molish

Uji Molish merupakan uji yang paling umum untuk karbohidrat. Uji molish sangat efektif untuk senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furtural yang tersubstitusi seperti hidroksimetilfurtural.

Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furtural atau derivatnya dengan alfa-naftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah ungu.

Thymol dapat digunakan sebagai pengganti alfa- naftol, ia juga lebih stabil dibandingkan alfa-naftol dan pada penyimpanan yang lama tidak berubah warna.

2.      Uji Benedict

Uji Benedict dan Uji Barfoed merupakan reduksi Cu2+ menjadi Cu+

Pada proses reduksi kupri dalam suasana alkalis ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat pada larutan benedict atau tartrat pada larutan fehling hal in dilakukan untuk mencegah pengendapan CUCO3 dalam larutan Natrium Karbonat pada benedict.

Pada Fehling untuk mencegah pengendapan CU(OH)2 atau CuO dalam larutan Hidroksida.

 

Alat dan Bahan

a.       Alat

Tabung reaksi  + rak

Pipet tetes

Gelas Kimia 100 ml dan 400 ml

Gelas ukur 25 ml

Corong panjang

Kaca arloji

Botol semprot

Tiang penyaring

Kaki tiga

Batang Pengaduk

b.      Bahan

Sampel karbohidrat

Standar karbohidrat (larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum)

Pereaksi :

Molish (a-naftol- dan H2So4

Fehling (CuSo4 dalam basa)

Sellwanof (Resorcinol dalam HCl)

Barfoed

Fenil Hidrizina

Benedict

Hcl Pekat

Na2Co3

 

Cara Kerja

a.      Uji Molish

Uji Molish didasarkan pada pembentukan senyawa berwarna ungu antara furtural hasil hidrolisa monosakarida dengan larutan  a-naftol dan H2So4

Sediakan  3-4 tabung reaksi, tuangkan masing – masing 2 ml larutan karbohirat ke dalam tabung reaksi , tambahkan 8 ml larutan a- naftol, lalu kocok.

Tambahkan H2So4 pekat (lewat dinding) perhatikan perubahan warna yang ditimbulkan

b.      Uji Fehling

Uji Fehling didasarkan pada reaksi Cu2+ oleh gula pereduksi dalam suasana basa menghasilkan endapan merah.

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan kedalam tabung reaksi masing- masing 5 ml larutan karbohidrat, beri tanda.

Mencampurkan larutan fehling A+ larutan B pada tempat lain

Isi masing – masing tabung reaksi berisi larutan karbohidrat dengan 2 ml campuran larutan fehling

Masukkan semua tabung ke dalam penangas air secara serentak

Catat waktu saat dimasukkan ke dalam penangas hingga terbentuknya endapan berwarna merah

c.       Uji Selliwanof

Uji Selliwanof didasarkan pada ketosa dengan HCl pekat akan membentuk hidroksi metil furtural yang jika direaksikan dengan resorsinal akan membentuk senyawa berwarna merah)

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan kedalam tabung reaksi masing – masing 1 ml larutan karbohidrat

Tambahkan masing – masing 2 ml pereaksi selliwanof, panaskan pada api langsung

Terbentuknya warna merah cherry menunjukan adanya fruktosa dalam sampel

d.      Uji Barfoed

Uji Barfoed didasarkan pada reaksi Cu2+ oleh gula pereduksi dalam suasana asam menghasilkan endapan berwarna merah bata.

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, Tuangkan masing – masing 3 ml larutan karbohidrat ke dalam tabung reaksi

Tambahkan masing- masing 3 ml pereaksi barfoed

Masukkan tabung reaksi secara bersamaan ke dalam penangas air

Catat waktu masing – masing tabung hingga terbentuknya endapan

e.       Uji Fenil Hidrazin

Uji Fenil Hidrazin didasarkan pada karbohidrat bereaksi dengan tiga molekul fenilhidrazin dan membentuk Kristal yang berwarna kuning/ kemerah - merahan.

Sediakan  3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan ke dalam tabung reaksi masing – masing 5 ml  larutan karbohidrat

Masukkan tabung reaksi secara bersamaan ke dalam penangas air sampai terbentuk endapan.

Biarkan mengendap dan cairan diatasnya dibuang

Ambil sedikit endapan dan letakkan diatas kaca obyek 

Amati di bwah mikroskop

f.       Uji Hidrolisis Sukrosa

Uji Hidrolisis Sukrosa didasarkan pada hidrolisa disakarida dalam suasana asam menghasilkan monosakarida.

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan masing-masing 10 ml larutan karbohidrat ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 2 tetes HCl pekat

Didihkan dalam penangas air selama kurang lebih 45 menit

Netralkan dengan larutan NaCo3 dan uji dengan kertas lakmus

Tunggu hingga terbentuk endapan

g.      Uji Benedict

Uji Benedict didasarkan pada reaksi reduksi Cu2+ oleh gula pereduksi dalam suasana basa menghasilkan endapan berwarna merah bata

Sediakan 3-4 tabung reaksi yang bersih, tuangkan ke dalam tabung reaksi masing – masing 2 ml larutan karbohidrat

Tambahkan masing – masing 5 ml pereaksi benedict

Masukkan tabung reaksi secara bersamaan ke dalam penangas air

Catat waktu masing – masing tabung hingga tabung reaksi hingga terbentuknya endapan

Pembahasan

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa – senyawa ini bila dihidrasi. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

Dalam praktikum kami Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan tujuan mengidentifikasi adanya karbohidrat dengan menggunakan metode uji molisch, uji fehling, uji selliwanof, uji barfoed dan uji iodin.

Sampel yang dimungkinkan dalam sampel karbohidrat adalah mengandung sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa, dan amilum.

Metode molisch bertujuan untuk mengetahui adanya gugus karbohidrat sehingga memberikan hasil positif untuk semua jenis karbohidart baik mono- ,di-, dan polisakarida.

Pada praktikum yang kami lakukan memberikan hasil postif terhadap iji molisch yaitu dengan terbentuknya cincin yang berwarna merah ungu.

Menggunakan metode fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid, pada prinsipnya pereaksi fehling (Fehling A (CuSO4) + Fehling B (campuran NaOH dan natrium tartrat) merupakan oksidator lemah (pereaksi anorganik)yang positif ketika menghaslkan warna merah bata setelah dlakukan proses pemanasan ketika bereaksi dengan aldehid atau gula pereduksi.

Pemansan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehid pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat.

Hal yang menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata karena berasal dari fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O).

Pada praktikum yang kami lakukan pada uji fehling pada sampel A(-), sampel B (+), sampel C (+), D (+), E (-).

Uji selliwanof merupakan uji yang spesifik terhadap ketosa. Reaksi selliwanof disebabkan perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furtura, selanjutnya kondensasi hiroksimetil furtural dengan resorsinal menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah. Sukrosa yang mudah  dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa, memberi reaksi positif dengan uji selliwanof.

Pada pendidihan lebih lanjut, aldosa- aldosa memberikan warna merah dengan reagen selliwanof karena aldosa tersebut diubah oleh Hcl menjadi ketosa.

Pada praktikum yang kami lakukan terjadi kesalahan pada sampel A yang seharusnya (+) saat uji selliwanof , malahan menjadi (-), karena kemungkinan sampel A adalah sukrosa, terjadi kesalahan yaitu mungkin pada saat penambahan reagen selliwanof terlalu sedikit dan saat pendidihan api kecil dan hanya sebentar.

Seharusnya pada pendidihan dengan api yang panas dan dengan proses yang cukup lama saat pendidihan dan penambahan reagen selliwanof (ukuran seharusnya) aldosa - aldosa akan memberikan warna merah dengan reagen selliwanof, sehingga aldosa tersebut diubah oleh Hcl menjadi ketosa sehingga menjadi (-) pada sampel B seharusnya(-) saat uji selliwanof malahan menjadi (+), karena kemungkinan sampel B adalah laktosa,

Terjadi kesalahan yaitu mungkin pada saat penambahan reagen selliwanof terlalu banyak dan dengan pendidihan api besar (menggunakan bunsen) dengan waktu yang lama mengubah laktosa menjadi disakarida D – galaktosa dan D- glukosa yaitu menjadi aldosa (glukosa) memberikan warna merah dengan reagen selliwanof sehingga aldose diubah oleh Hcl menjadi ketosa (fruktosa).

Yang menyebabkan (+) pada praktikum kami pada sampel C (-), D (+), E (-).

Uji barfoed digunakan untuk membedakan antara monosakarida, disakarida, polisakarida. Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida.

Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwatna merah bata..

Jika disakarida tersebut lebih lama pemanasannya, maka kedua larutan tersebut akan bereaksi, dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan.

Pada praktikum yang kami lakukan pada uji barfoed adalah pada sampel A (-), sampel B (-), sampel C (+),  sampel D (+), sampel E (-), pada sampel A, B, dan E sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah mendidih warnanya tetap biru, sehingga hasilnya (-)

Pada sampel C dan D yaitu sebelum dipanaskan berwarna biru setelah mendidih terdapat endapan merah bata, sehingga hasilnya (+)

Uji iodin digunakan untuk membedakan amilum dan glikogen

Iodin dapat bereaksi dengan amilum membentuk kompleks berwarna biru atau ungu

Uji iodin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pati (suatu polisakarida)

Pada praktikum yang kami lakukan uji iodin adalah pada sampel A (-), sampel B (-)sampel C (-), sampel D (-), sampel E (+)

Sampel A,B, C dan D negatif dikarenakan tidak adanya endapan yang terbentuk, pada sampel C positif karena terdapat endapan berwarna biru kompleks (biru kehitaman)

Maka dapat disimpulkan pada praktikum kami sampel A : sukrosa, sampel B: laktosa, sampel C : glukosa, sampel D: fruktosa, sampel E: amilum

 

Kesimpulan

Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan uji molisch, uji fehling, uji selliwanof, uji barfoed, dan uji iodin.

Identifikasi dapat dilakukan dengan penambahan reagen tertentu yang akan memberikan larutan atau endaoan berwarna yang merupakan karakteristik ion – ion yang diidentifikasi.

Sampel A : Sukrosa (namun terjadi kesalahan uji selliwanof)

Sampel B : Laktosa (terjadi kesalahan uji selliwanof)

Sampel C : Glukosa

Sampel D : Fruktosa

Sampel E : Amilum   

Selasa, 15 September 2020

REVIEW : Hada Labo Perfect 3D Gel

 

Hai, Halo, Hola

Dipostingan ini saya mereview pelembab Hada Labo Perfect 3D gel, saya menceritakan  alasanku memilih produk ini. serta pengalamanku selama memakai Hada Labo Perfect 3D gel.

Hada Labo dengan filosofi Perfect x Simple yang diproduksi dengan standar pharmaceutical co yang ketat dan hanya menggunakan bahan berkualitas terbaik, tanpa tambahan zat pewangi, pewarna, atau zat tambahan lain yang tidak dibutuhkan kulit menjadikan alasanku untuk mencoba pelembab ini, Hyaluronic Acid merupakan bahan utama dalam setiap produk Hada Labo.


Saya sering mengganti produk skincare karena tidak cocok dengan beberapa merek pelembab entah menjadi jerawatan, beruntusan atau tidak ada perubahan sama sekali, karena masalah yang tidak kunjung usai, akhirnya saya memakai pelembab Hada Labo Perfect 3D gel, sebenarnya pelembab ini diklaim multifungsi dan cocok untuk semua jenis kulit, bisa digunakan untuk pelembab pagi, pelembab malam, atau menggunakan pelembab ini sebelum make up sebagai make up base, tetapi saya menggunakan sebagai pelembab malam, dan saat saya mengunjungi website rohto.co.id, ternyata Hada Labo Perfect 3D gel disarankan untuk digunakan sebagai pelembab malam. 

Klaim dari Hada Labo Perfect 3D gel diformulasikan untuk mengatasi masalah kulit, nah masalah kulitku itu ada bekas jerawat, warna kulit tidak merata, serta ingin kulitku lebih cerah, tipe kulitku ini kombinasi jadi pelembab yang berbentuk gel ini akan lebih membantu dalam penyerapan kulit daripada bentuk krim, karena saya pernah memakai pelembab berbentuk krim yang menurutku teksturnya rich  (kental) malah membuat kulitku jadi gampang jerawatan, jadi saya memutuskan untuk memilih krim dengan tekstur liquid (cair) atau berbentuk gel  sehingga penyerapan krim dikulitku lebih cepat di bandingkan dengan berbentuk krim. Hada Labo Perfect 3D gel berbentuk gel berwarna bening.

Hada Labo Perfect 3D gel mengandung 4 type Hyaluronic Acid: Hyaluronic Acid, Improved Hyaluronic Acid, Nano Hyaluronic Acid & 3D Hyaluronic Acid. Hyaluronic Acid mempunyai manfaat bagi kulit yaitu mampu melembabkan kulit dengan baik, dapat mengurangi kerutan pada wajah, memperbaiki kulit yang terbakar akibat sinar matahari serta risiko reaksi sensitivitas atau alergi sangat rendah karena molekulnya tidak sampai terserap oleh tubuh sehingga dianggap aman bahkan ketika dipakai selama kehamilan. Arbutin merupakan bahan aktif yang berasal dari tumbuhan bearberry, manfaatnya dapat menghilangkan noda hitam pada kulit, mampu mencerahkan wajah, aman untuk kulit wajah sensitif. Selanjutnya ada Vitamin B3 salah satu bahan yang sering digunakan produk skincare untuk mencegah penuaan dini, mengatasi masalah jerawat, melembabkan dan melembutkan kulit, Yuzu Extract, Yuzu itu buah sitrus dari Cina dan Tibet yang bermanfaat untuk kulit dapat mencerahkan warna kulit, menyamarkan noda hitam, mencegah penuaan dini dan dapat mengangkat sel kulit mati pada wajah yang membuat wajah menjadi halus. Serta ada bahan tambahan Anti Aging Complex yang menjadi nilai lebih dari produk ini, selain dapat manfaat dari melembabkan, mencerahkan, ternyata ada bahan aktif anti penuaan dini, meskipun umurku 25 tahun menurutku mempunyai pelembab dengan kandungan anti aging itu bagus. Karena manfaat dari bahan aktif anti aging membuat kulit wajah tampak muda.

Saya menggunakan Hada Labo Perfect 3D gel selama 8 bulan, tipe kulitku selain kombinasi itu sensitif, jadi kulitku itu tidak bisa mentolerir produk skincare yang mempunyai kandungan  fragrance, alkohol, dan mineral oil. Ada perubahan di kulitku selama menggunakannya meskipun tidak signifikan, saya merasakan perubahannya pada bulan kedua, karena pemakaian pada bulan pertama saya merasa kulitku jadi berminyak setelah bangun di pagi hari, setelah aku cari tahu, kesalahan terletak pada saat saya mengambil pelembab yang terlalu banyak, padahal hanya menggunakan sedikit saja sudah menjadikan kuiltku lembab, saya menghabiskannya sekitar 3-4 bulan, lumayan irit bukan. Untuk melembabkan kulit Hada Labo Perfect 3D gel ini juaranya, namun untuk efek mencerahkan di kulitku membutuhkan waktu yang cukup lama, bekas jerawatku pun  memudar, warna kulit ku sudah mulai merata, efek anti agingnya saya belum merasakan perubahannya.

Hasil Penilaianku

(+) :

Kemasan Hada Labo Perfect 3D gel memakai kemasan plastik yang kokoh, dan ada 2 penutup, penutup dalam berwarna putih sebelum penutup luar,  ini yang saya suka biar menjaga produknya tidak mudah tumpah, penutup berwarna pink sebagai penutup luarpun kokoh, saat saya tidak sengaja menjatuhkan produk ini namun tidak pecah.

Saya suka produk ini karena tidak mengandung fragrance, alkohol, serta mineral oil

Sesuai dengan klaimnya mengatasi masalah kulitku (efek mencerahkan, melembabkan serta memudarkan bekas jerawat)

(-)  :

Tidak ada spatula pada produk Hada Labo 3D gel, sehingga mengharuskan menggunakan tangan saat mengambil gel. 

 

Price :

Rp 90.000 – 120.000

 

Purchase:

Yes!

 

 

Note: Sesuai dengan pengalamanku selama memakai produk pelembab ini, mungkin akan berbeda kondisi dan jenis kulit dapat menghasilkan efek yang berbeda.

 

 

 

Thank You, Reader’